Lombok Timur, 06/08/2023, Local Wisdom Day. Kegiatan pengembangan diri dan pembiasaan hal baik bagi siswa pagi ini adalah Local Wisdom atau biasa disebut Lowis, dalam literatur bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Kearifan Lokal”. Kegiatan ini merupakan kegiatan pembiasaan karakter baik bavi sivitas akademika. Ini ditujukan agar segenap sivitas akademika MAN IC Lotim memiliki pengetahuan yang luas dan pemahaman mendalam tentang budaya Indonesia yang sangat banyak dan beraneka ragam (plural) dengan karakter yang khas. Diharapkan dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut akan muncul karakter menghargai, menghormati dan sikap toleran terhadap perbedaan budaya yang ada.
Local Wisdom Day adalah sebuah acara di mana siswa diajak untuk mempelajari dan mengaplikasikan kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat menghargai keanekaragaman budaya yang ada di sekitar mereka, serta memahami pentingnya melestarikan kearifan lokal.
Selain itu, Local Wisdom Day juga bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan siswa dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar mereka. Melalui program Local Wisdom Day, siswa MAN Insan Cendekia Lombok Timur dapat mengembangkan diri mereka secara holistik, baik dari segi akademik maupun non-akademik. Dengan memanfaatkan kearifan lokal, siswa dapat belajar tentang nilai-nilai budaya dan moral yang ada di sekitar mereka, serta mengembangkan sikap saling menghargai dan toleransi terhadap perbedaan.
Di samping itu, kegiatan ini dapat menguatkan rasa persaudaraan, jauh dari karakter tercela. Hari ini, yang bertugas dalam kegiatan Lowis adakah siswa kelas XI IPS 1. Seperti biasa mereka memimpin kegiatan dengan diawali pengibaran bendera merah putih diiringi menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu dilanjutkan doa bersama.
Kali ini, Lowis yang disuguhkan adalah tentang Tradisi Budaya Sasak Ngurisang. Para siswa pada awalnya mempresentasikan apa itu tradisi Ngurisang yg menjadi adat budaya Suku Sasak, Lombok. Secara konsep, para siswa mampu mendeskripsikan budaya ngurisang mulai dari doa-doa, pembacaan sholawat hingga prosesi cukuran untuk si bayi sampai doa penutup. Ada siswa yang bertindak sebagai tuan guru, pemngku agama dan adat, para tokoh, orang tua yg menyapih si bagi sambil dikuris/dicukur rambutnya sambil berjalan ke arah yang ditentukan. Terkahir para siswa mengajak para hadirin untuk selalu melestarikan budaya lokal dengan baik serta mengambil pelajaran dari setiap budaya yang ada.
Dengan begitu, bangsa Indonesia akan mewujud menjadi bangsa yang selalu menghargai khazanah budaya Indonesia dan melahirkan rasa cinta mendalam terhadao NKRI.
Wassalam
Humas MAN ICLT
HJM
#ManicltHebat